Jumat, 15 Maret 2013

Pengujian Keras (Brinell, Vickers, Rockwell, Shore / Ekuotip)

        Uji kekerasan yang di bicarakan disini adalah uji kekerasan material logam. Tulisan ini saya upload agar tidak ada lagi orang-orang yang bernasib sama seperti saya. Saat itu saya mencari materi uji kekerasan di internet dan saat saya presentasi ternyata isinya kebanyakan salah :(. Menurut dosen saya, kalau mau nyari materi di internet lebih baik dari sumber-sumber berbahasa inggris, dan kita translate manual (jangan di google translate). Nah presentasi saya di ulang dan saya nyari sumber lagi di internet tapi kali ini di situs berbahasa inggris yang bisa saya percaya. Lalu saya translate manual dan presentasi, alhamdulillah langsung sukses :D.
        Cukup sudah curhatnya :) sekarang langsung ke materi. Pengujian keras yang akan di share di sini ada 4 metode. Yaitu pengujian Brinell, pengujian Vickers, pengujian Rockwell, dan pengujian Shore/Ekuotip. Mari kita bahas satu persatu, dari pengujian Brinell.

1.1. Pengujian Brinell
        Metoda uji kekerasan yang di ajukan oleh J.A Brinell pada tahun 1900an ini merupakan uji kekerasan lekukan yang pertamakali banyak digunakan dan di susun pembakuannya (dieter, 1987). Uji kekerasan ini berupa pembentukan lekukan pada permukaan logam menggunakan indentor. Indentor untuk brinell berbentuk bola dengan diameter 10mm, diameter 5mm, diameter 2,5mm, dan diameter 1mm, itu semua adalah diameter bola standar internasional. Ada lagi bola brinell yang berdiameter 1,5mm tapi itu standar fakhrudin :D (b’canda bro :P).
         Bola brinell yang standar internasional tersebut ada 2 bahan pembuatannya. Ada yang terbuat dari baja yang di keraskan/dilapis chrom, dan ada juga yang terbuat dari tungsten carbide. Tungsten carbide lebih keras dari baja, jadi tungsten carbide biasanya dipakai untuk pengujian benda yang keras yang dikhawatirkan akan merusak bola baja. Namun untuk pengujian bahan yang tingkat kekerasannya belum diketahui, alangkah baiknya jika kita mengujinya terlebih dahulu menggunakan metoda rockwell c, dengan menggunakan indentor kerucut intan, untuk menghindari rusaknya indentor. Seperti yang kita ketahui bahwa intan adalah logam yang paling keras saat ini, jadi intan tidak akan rusak jika di indentasikan ke material yang keras.
        Untuk bahan/ material pengujian brinel harus disiapkan terlebih dahulu. Material harus bersih dan diusahakan halus (minimal N6 atau digerinda). Harus rata dan tegak lurus, bersih dari debu, karat, dan terak.

1.2. Standar
        ASTM E10
        ISO 6506

1.3. Cara/metoda pengujian Brinell
       A. persiapkan alat dan bahan pengujian :
            a. mesin uji kekerasan Brinell (Brinell Hardness Test)
            b. indentor bola (bola baja atau bola carbide)
            c. benda uji yang sudah di gerinda
            d. amplas halus
            e. stop watch f. mikroskop pengukur
       B. indentor di tekankan ke benda uji/material dengan gaya tertentu. (untuk base ferro biasanya       menggunakan 3000 kgf)
       C. tunggu hingga 10 – 30 detik (biasanya 20 detik)
       D. bebaskan gaya dan lepaskan indentor dari benda uji
       E. ukur diameter lekukan yang terjadi menggunakan mikroskop pengukur. (ukur beberapa kali di beberapa tempat dan posisi dan ambil nilai pengukuran yang paling besar)
       F. masukkan data-data tersebut ke rumus

 
1.4. Rumus penghitungan pengujian metoda Brinell:
sumber gambar : www.wikipedia.com (dengan sedikit modifikasi)

Dimana : BHN = Brinell Hardness Number
              P = Beban yang diberikan (kgf)
              D = Diameter indentor (mm)
              d = Diameter lekukan rata-rata hasil indentasi


1.5. rumus untuk mencari beban yang sesuai
       Dimana: P = Beban yang diberikan
                   C = Konstanta bahan yang akan di uji ( jika bahannya base ferro maka konstantanya 30)
                   D = Diameter indentor

1.6. Kelebihan metoda Brinell :
        Sangat dianjurkan untuk material-material atau bahan-bahan uji yang bersifat heterogen

1.7. Kekurangan metoda Brinell :
        Butuh ketelitian saat mengukur diameter lekukan hasil indentasi
        Lama, sekali pengujian bisa menyita waktu hingga 5 menit, belum termasuk persiapan dan perhitungannya.

2.1. Pengujian Vickers
       Uji vickers dikembangkan di inggris tahun 1925an. Dikenal juga sebagai Diamond Pyramid Hardness test (DPH).uji kekerasan vickers menggunakan indentor piramida intan, besar sudut antar permukaan piramida intan yang saling berhadapan adalah 136 derajat .
       Ada dua rentang kekuatan yang berbeda, yaitu micro (10g – 1000g) dan macro (1kg – 100kg).

2.2. Standar
         ASTM E 384 – Rentang micro (10g – 1000g)
         ASTM E 92 – Rentang macro (1kg – 100kg)
         ISO 6507 – Rentang micro dan macro

2.3. Cara/metoda pengujian Vickers
       A. persiapkan alat dan bahan pengujian
             a. mesin uji kekerasan Vickers (Vickers Hardness Test)
            b. indentor piramida intan (diamond pyramid)
            c. benda uji yang sudah di gerinda
            d. amplas halus
            e. stop watch
            f. mikroskop pengukur (biasanya satu set dengan alatnya)
       B. indentor di tekankan ke benda uji/material dengan gaya tertentu. (rentang micro 10g – 1000g dan rentang micro 1kg – 100kg)
       C. tunggu hingga 10 – 20 detik (biasanya 15 detik)
       D. bebaskan gaya dan lepaskan indentor dari benda uji
       E. ukur 2 diagonal lekukan persegi (belah ketupat) yang terjadi menggunakan mikroskop pengukur. (ukur dengan teliti dan cari rata-ratanya)
       F. masukkan data-data tersebut ke rumus

2.4. Rumus penghitungan pengujian metoda Brinell:
Dimana : VHN = Vickers Hardness Number
              P = Beban yang diberikan (kgf)
              d = Panjang diagonal rata-rata hasil indentasi 

2.5. Kelebihan metoda Vickers :
        dianjurkan untuk pengujian material yang sudah di proses case hardening, dan proses pelapisan dengan logam lain yang lebih keras
        tidak merusak karena hasil indentasi sangat kecil, dan biasanya bahan uji bisa dipakai kembali

2.6. Kekurangan metoda Vickers :
        Butuh ketelitian saat mengukur diameter lekukan hasil indentasi 
        Lama, sekali pengujian bisa menyita waktu hingga 5 menit, belum termasuk persiapan dan perhitungannya.

3.1. Pengujian Rockwell 
       Pengujian rockwell menggunakan indentor bola baja diameter standar (diameter 10mm, diameter 5mm, diameter 2.5mm, dan diameter 1mm) dan indentor kerucut intan. pengujian ini tidak membutuhkan kemampuan khusus karena hasil pengukuran dapat terbaca langsung. tidak seperti metoda pengujian Brinell dan Vickers yang harus dihitung menggunakan rumus terlebih dahulu.
       Pengujian ini menggunakan 2 beban, yaitu beban minor/minor load (F0) = 10 kgf dan beban mayor/mayor load (F1) = 60kgf sampai dengan 150kgf tergantung material yang akan di uji dan tergantung menu rockwell yang dipilih (ada HRC, HRB, HRG, HRD, dll (maaf saya lupa ada tipe pengujian rockwell apa saja, mohon bantuannya bagi yang sudah tau bisa di share di comment)). yang pasti, untuk menguji material yang kekerasannya sama sekali belum diketahui kita harus menggunakan rockwell HRC. HRC menggunakan indentor kerucut intan dan beban 150kgf. ini dimaksudkan untuk mencegah rusaknya indentor karena kalah keras dibandingkan material yang di uji. seperti yang kita tahu bahwa intan adalah logam paling keras saat ini.

   beban minor sebesar 10kgf diberikan dengan tujuan untuk menyamaratakan semua permukaan benda uji. dengan adanya sedikit penekanan tersebut membuat material yang akan di uji tidak perlu di persiapkan sehalus dan semengkilap mungkin, cukup bersih dan tidak berkarat. perbedaan kedalaman hasil indentasi berdampak pada tingkat kekerasan material. semakin dalam indentasi semakin lunak material yang kita uji. (tapi, selunak-lunaknya besi teteup aja keras :D hha)

4.1. Pengujian Shore / Ekuotip
       Pengujian shore / ekuotip menggunakan metode pemantulan (semakin tinggi pantulan maka semakin keras material yang kita uji). pengujian ini menggunakan media peluru pantul. maaf untuk shore dan rockwell kurang maksimal kamera ini bukan bahan presentasi saya. kalau ada yang tau lebih banyak mohon di share di comment. nanti pasti saya tambahin :)



#Catatan :  Jarak indentasi dari tepi benda uji harus minimal 2,5 kali diameter indentor
                 jarak antar indentasi minimal 3 kali diameter lekukan. (karena jika material yang telah di indentasi maka akan mengalami proses pengerasan lokal, yaitu proses pengerasan di sekitar indentasi. jadi jika jarak antar indentasi terlalu dekat di khawatirkan hasil pengujian kurang akurat karena ada proses pertambahan kekerasan lokal tersebut)

saya hanya manusia biasa yang punya banyak kesalahan, dan saya bukan ahlinya di bidang pengujian bahan ini. saya hanya berniat untuk saling sharing ilmu. maka dari itu jika ada kesalahan mohon di koreksi di kolom comment dan akan saya edit langsung. dan jika ada tambahan juga tinggal tulis di kolom comment. terimakasih :)

32 komentar:

  1. bikin blog jgn asal copas dong
    masa vicker pake diameter??

    BalasHapus
  2. wah mata ente kelilipan kayak'y ya?
    coba yang komen di atas belajar lagi hehehe
    d pada vickers itu diagonal,
    d pada brinell itu diameter.

    BalasHapus
  3. makasih banyak ya blog ini berguna banget bagi penelitian saya, salam yosua as (usu medan)
    ada yang mau saya tanya bang, bisa kan add facebook saya yosuaas
    thanks ya bg

    BalasHapus
  4. hahha, akhirnya ada yg mudah dipahami. makasiih

    BalasHapus
  5. klo baja paduan dianjurkan pke ap nya n bja paduan tsb sdah diquens trs ditemper . . .

    BalasHapus
  6. kalau pengujian metode rockwell nggk ada rumusnya bro??

    BalasHapus
  7. kalau utk baja karbon 1.2% dan sudah di heattreatment bagusnya pake apa ya metoda pengujiannya?

    BalasHapus
  8. Wahh, mantap gan infonya! Ane izin sedot yaa. Ditunggu info-info bermanfaat lainnya gan ^^

    BalasHapus
  9. gan, sumbernya donggg bole bagi ga?

    BalasHapus
  10. Intan logam terkeras? LOL

    BalasHapus
  11. Infonya menambah wawasan. Bos, sekolah kita smp, mau menguji kekerasan logam yang mudah dan murah gimana. Kami mau menguji kekerasan logam untuk ikut lomba penelitian karena dari tulisan di atas alat-alatnya pada mahal, dan harus ke laboratorium tertentu. Salam dari profesorcilik.wordpress.com

    BalasHapus
  12. Tanya dong, kalau hasil konversi nilai kekerasan Shore D ke Rockwell M negatif itu artinya apa ya?

    BalasHapus
  13. terimakasih banyak blognya begitu berguna

    BalasHapus
  14. terimakasih gan, buat referensi laporan

    BalasHapus
  15. mf nanya kalau pakai hands portable hardness tester itu biasanya metode apa yang digunakan ?
    Mf sebelumnya ane ga tau masalah ginian.

    BalasHapus
  16. ikut tanya donk. misal di tempat kita hanya memiliki identor untuk pengujian rockwell misalnya. akan tetapi tuntutan dari guru/dosen/yg lain mungkin disuruh mencantumkan hasil dalam bentuk brinell/vickers. nah karna kita sudah terlanjur melakukan uji rockwell. itu adakah rumus/tabel mungkin yang bisa digunakan untuk menkonversi hasil uji yang 1 ke hasil uji yang lain. tolong penjelasannya.

    Nb: jika boleh tolong jawabannya dikirimkan email saya
    muhammadghalibhusain@gmail.com

    BalasHapus
  17. yang ingin saya tanyakan rockweel,vickers,brineel itu termasuk metode pengujian secara identasi lalu shore itu metode secara dinamik.. ada beberapa yang kurang yaitu metode gores... lalu di metode identor ada yang di tambahkan yaitu uji meyer dan microhardness.. itu sumbe saya pelajari jika saya salah tolong benarkan dan beri tanggapan...? #salam SOLVER

    BalasHapus
  18. gan kekurangan dan kelebihan uji kekerasan ROCKWELL apa yah?

    BalasHapus
  19. si agan bikin tulisan nya semenarik mungkin, tapi saya suka ko heheh.. makasih gan ilmu nya, izin copas ada tugas yang mendadak wkwk

    BalasHapus
  20. Terima kasih y bos alham dullillah di trima tugas nya y bos

    BalasHapus
  21. Hardness Tester, Alat Jitu Mengukur Kekerasan Benda
    Baca Selengkapnya Disini : http://ndt-indonesia.com/hardness-tester-alat-jitu-mengukur-kekerasan-benda-136

    BalasHapus
  22. gan penulisnya disertain boleh ? buat referensi skripsi ane soalnya hehe

    BalasHapus
  23. Perbedaan hasil menunjukan nilai kecil dan besar.apakah benda tersebut lunak atau keras? Untuk pengukuran HB

    BalasHapus
  24. terimakasih atas ilmunya, bermanfaat sekali!
    Jangan lupa visit web ini, www.ppns.ac.id

    BalasHapus
  25. Gan, untuk material alumunium yang sudah di treatment minimal ketebalan yang bisa diukur menggunakan metode brinnel brpa gan? bantu pencerahannya Gan. thank you

    BalasHapus
  26. Terimakasih atas informasinya.
    jangan lupa kunjungi https://ppns.ac.id
    Tolong isi kuisionernya, semakin banyak yang ngisi semakin banyak juga balasannya. Terimakasih sudah membantu 🙏🏽
    https://bit.ly/38P1KV

    BalasHapus